Translate

Minggu, 07 Juli 2013

KEBUTUHAN PSIKOLOGI

Kebutuhan dasar manusia keberadaanya dalam lingkungan hidup juga menimbulkan masalah sikap kejiwaannya. Untuk itu di kenal psikologi lingkungan (environmental psychology), belakangan muncul ekopsikologi. Sikap dan perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh perilaku ruang (spatial behaviour). Hal ini mungkin sekali akan menimbulkan ketegangan lingkungan (evironmental stress), misalnya keadaan ruangan yang akan memicu kejiwaan seseorang, sifat cahaya, suasana dan suhu. Lebih lanjut juga pengaruh luas/sempitnya ruangan, yang akan berpengaruh terhadap dimensi teritorialitas dan privacy seseorang. 
       Environmental stress akan berpengaruh pada diri seseorang, sesuai dengan lamanya keadaan/gangguan yang dapat diterima olehnya untuk menanggapinya. Jadi pada dasarnya pengaruh lingkungan terhadap kejiwaan seseorang dapat bersifat internal, eksternal, maupun transendental.

A. Faktor internal        
Faktor internal yang mempengaruhi seseorang dapat berbeda-beda. Dalam kehadiran seseorang dalam lingkungan hal itu sangat tergantung pada:
(1)   Jati diri yang merupakan refleksi dari egoisme seseorang, yakni dari kepercayaan diri, kemandirian maupun keyakinan akan kompetensi maupun perasaannya dalam kehidupan.
(2)   Empati yakni kemampuan untuk mengenal dan memahami perasaan orang lain dalam sistem sosial dimana dia berada. Dengan empati seseorang akan berusaha untuk “kompromi” dalam menyesuaikan diri dengan sistem sosial dimana dia berada.
(3)   Altruisme yakni sikap dan perilaku untuk berusaha menolong orang lain, bahkan kadang-kadang dengan mengesampingkan keperluan diri sendiri. Jadi sikap yang terpuji adalah gabungan antara egoisme, empati dan altruisme, karena dengan sikap ini sebenarnya seseorang juga harus memantapkan jati dirinya sendiri terlebih dahulu. Kepentingan orang lain yang harus di tolong pun harus berdasarkan menolongnya agar dia mampu mandiri untuk dapat mengikis ketergantungan pada orang lain. Dalam hubungan ini istilah jangan diberi ikan, tapi kail walaupun sepintas lalu baik, tetapi perlu ditelaah lebih jauh dari kepedulian lingkungan kita. Mengail (mancing ikan) sebenarnya harus dilihat dari urutan dosa berikut:
·         Dosa karena menyakiti cacing yang dijadikan umpan,
·         Dosa karena menipu ikan, dan
·         Dosa karena menyakiti ikan yan terpancing, yang mungkin mulutnya terpaksa sobek.
Jadi perlu diganti dengan ungkapan jangan diberi ikan, tetapi ajarkan cara memelihara ikan.

B.  Faktor eksternal 
          Dalam kehidupan bermasyarakat, kita juga sangat mendapatkan pengaruh faktor eksternal, yakni faktor perilaku kepedulian sesama dan faktor kehormatan.
(1)   Kepedulian atau caring for, faktor diperhitungkan keberadaan kita; selengkapnya faktor eksternal yang kita harapkan adalah caring, loving and belonging within the society where one belongs.
(2)   Kehormatan atau sikap esteem,mulai dari self-esteem, kehormatan diri antarsesama (lihat Maslow 1970).

             Dalam kehidupan yang berlangsung secara fisik dan kimiawi mungkin juga terjadi keteledoran perilaku yang tanpa sengaja maupun di sengaja dapat membahayakan kehidupan. Misalnya dalam berbagi kegiatan di bidang industri, perdagangan, pertanian,transportasi dan sebagainya dapat terjadi faktor eksternal seperti penggunaan pupuk dan pestisida, termasuk bahan yang berbahaya (peledak, narkoba, dan lain-lain), pembuangan limbah industri dan sebagainya.
             Untuk mempertajam kewaspadaan dan kerja sama antarsektor dalam penggunaan bahan beracun dan berbahaya, telah disusun Profil Nasional tentang pembinaan infrastruktur pengolaan bahan kimia indonesia (Badan POM 2005).

C.  Faktor transendental
            Tuhan menciptakan manusia dengan segenap perangkat dan pengada agar selalu berupaya meningkatkan kesejahteran hidupnya. Jadi hari esok harus lebih baik dari hari ini, sehingga rugilah kita kalau keadaan esok hari sama dengan hari ini. Oleh karena itu kita dikatakan Emil Salim (1986) dalam melaksanakan pembangunan dengan meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah, sebenarnyalah manusia telah melaksanakan ibadah sebagaimana diperintahkan oleh pencipta-Nya. Jadi pembangunan bersumber pada pengabdian serta pendekan diri pada Tuhan Yang Mahaesa.
“Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanandimuka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS Ar Rum : 41-42)
Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan

Hanya saja ada sebagian kaum yang berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka tidak hanya merusak sesuatu yang berupa materi atau benda saja, melainkan juga berupa sikap, perbuatan tercela atau maksiat serta perbuatan jahiliyah lainnya. Akan tetapi, untuk menutupi keburukan tersebut sering kali merka menganggap diri mereka sebagai kaum yang melakukan perbaikan di muka bumi, padahal justru merekalah yang berbuat kerusakan di muka bumi.

Sabtu, 06 Juli 2013

KEBUTUHAN FISIOLOGI

A.   Keamanan dan Ketahanan Pangan

Dari kebutuhan fisiologi tersebut terlihat bahwa keamanan pangan (food safety) merupakan kriteria penting dalam mewujudkan ketahanan pangan yang kokoh di samping ketersediaan pangan (food avaibility), keterjangkauan pangan (food accessibility), penerima pangan (consumer acceptability atau consumeability). Kesejahteraan tersebut secara keseluruhan merupakan kebutuhan kesejahteraan masyarakat, keluarga dan individu (people’s welfare). Keamanan pangan itu sendiri diartikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan kerusakan, pencemaran biologi, kimia, dan benda lain yang dapat menggangu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
            Masalah keamanan pangan sekarang telah menjadi keprihatinan dunia. sesungguhnya keprihatinan ini sudah dimulai sejak tahun 1992, yaitu pada saat FAO/WHO (Food and Agricultural Organization/World Health Organization) dalam International Conference on Nutrition merasa prihatin karena dilaporkan ratusan juta manusia di dunia menderita penyakit menular maupun tidak menular karena pangan yang tercemar. Pada saat itu pula FAO/WHO mendeklarasikan bahwa ”memperoleh pangan yang cukup, bergizi dan aman untuk dikonsumsi adalah hak setiap orang”. Deklarasi ini pula yang kemudian menjadi bagian dari peryataan ketahanan pangan seperti yang telah diuraikan di atas.
            Di dalam perkembangannya,keamanan pangan menjadi tolak ukur yang sagat penting dalam pandanan international yang makin hari makin ketat. Pada FAO World Food Summit tahun 1996 semuah Negara telah menyatakan kesepakatanutuk setiap saat menerapkan kebijakan dalam menyediakan pangan yang cukup,bergii dan aman untuk di konsumsi serta dalam pendayagunaannya yanb efektif.di samping itu juga untuk menerapkan tolak ukur yang sesuai dengan persetujuan tentang penerapan SPS (Sanitary  and Phytosanitary) dan persetujuan internasional terkait lainnya yang dapat menjamin mutu dan keamanamn pangan yang dihasilkannya. Kriteria keamanan pangan sekarang menjadi dasar persyaratan pangan yang dikembangkan oleh badan dunia, Codex Alimentarius Commission (CAC), yang secara sukarela menjadi persyaratan keamanan pangan minimal untuk perdagangan pangan global.


(1)          Lingkungan dan keamanan pangan 

Berbicara tantang keamanan pangan tidak dapat di lepaskan dari masalah lingkungan.sesungguhnya sangat erat sekalikaitannya antara dampak lingkungan dengan setatus keamanan pangan. Mengapa demikian? Karena pangan akan menjadi tidak aman untuk di konsumsi dalam kondisi lingkugan yang buruk dan tidak mendukung. Dari dampak lingkungan yang buruk itulah makan pangan akan tercemar oleh bahaya hayati seperti cemaran bakteri pathogen, bahaya kimia seperti pecahan gelas, logam, dan benda-benda asing lainnya.
Pada dasarnya pangan yang kita makan selain untuk memenuhi kebutuhan tubuh karena lapar tetapi juga yang penting adalah karena zat melalui gizinya digunakan oleh tubuh untuk untuk membangun tubuh dan mempertahankan kehidupan.Pangan yang masuk kedalam tubuh akan dicerna, zat giinya di serap dan digunakan dalam metabolisme didalam tubuh. Apa yang terjadi jika pangan yang dimakan tercemar oleh cemaran biologi atau kimia? Cemaran tersebut akan tertelan, tergantung pada jenis dan jumlah cemarannya. Cemaran-cemaran ini juga dapat menimbulkan perubahan metabolik yang akut dan kronis.Dampak yang ditimbulkannya dapat berupa penyakit karena pangan (foodborne diseases) atau keracunan pangan (food poisoning). Kedua dampak ini akan menjadi lebih parah akibatnya jika korban yang mengalaminya sedang berada pada setatus gizi yang buruk. Apalagi jika kedua dampak ini juga disertaidengan diare beratyang dapat menguras asupan pangan dan zat-zat  gizinya dari tubuh. Bukan tidak mungkin kondisi buruk yang berlarut-larut ini akan memperparah kondisi status gizinya yang buruk dan pada akhirnya berdampak terhadap penurunan kualitasnya sebagai manusia. Oleh karena itu,jelas bahwa keamanan pangan sangat erat kaitannya dan berpengaruh pada status gizi masyarakat pada khususnya dan terhadap perkembangan sumber daya manusia pada umumnya.
Selama abad terakhir ini, perkembangan ilmu gizi berjalan begitu pesat antara lain telah di temukan berbagai penyebab penyakit yang disebabkan kekurangan gizi. Di banyak negara berkembang,tantangan terhadap pengembangan sumber daya manusia pada umunya berkaitan dengan masalah gizi kurang energi–protein dan defisiensi gizi mikro termasuk defesiensi vitamin A, besi dan yodium. Di sisi lain, di banyak negara maju, pola penyakitnya telah bergeser dari penyakit karena defisiensi ke penyakit gizi berlebih yang selanjutnya menjadi faktor kelainan yang berkaitan dengan pola konsumsi pangan seperti obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan beberapa jenis kanker.
Diagram  di bawah menunjukkan keterkaitan antara penyakit dengan status gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih, dan sekaligus menunjukkan keterkaitan antara keamanan pangan dan status gizi. 


(2)  Kasus Keracunan Pangan
Masalah keamanan pangan berupa keracunan karena pangan masih banyak terjadi di indonesia.kasus-kasus keracunan atau penyakit karena pangan sering di laporkan oleh media massa yang pada umumnya terjadi karena penanganan pangan yang salah di sector industri jasa boga non-formal.berdasarkan laporan dari balai besar/balai pengawas obat dan makanan di tinkat provinsi serta laporan media massa,badan POM telah mengidentifikasi sebanyak 152 kejadian keracunan karena pangan pada tahun 2004.laporan itu menyebutkan bahwa dari sebanyak 16.301 orang yang makan,sebanyak 7.295 orang menderita sakit dan di antaranya seabanyak 45 orang meninggal dunia.
Persentase terbesar dari kasus keracunan karena pangan diatas paling banyak bersumber dari kasus dirumah tangga sebesar 46,7% diikuti oleh kasus karena perusahaan katering sebesar 22,4%, pangan olahan sebesar 15,1%, dan pangan jajanan sebesar 14,5%. Di samping itu masih ada yang tidak dilaporkan sebanyak 1,3%. Umumnya cemarn mikroba karena kondisi lingkungan yang buruk menjadi penyebabnya, yaitu terjadinya kontaminasi silang dari lingkungan yang kotor ke pangan yang sudah dimasak baik secara lansung maupun tidak melalui perantara seperti manusia dan hewan.sering ditemukannya bakteri penghasil enterotoksin Staphylococcus aureus dalam pangan yang menjadi penyebab keracunan dalam jumlah yang nyata apabilah lebih dari 106 sel per gramnya. Indikasi yang sering ditemui adalah karena bakteri ini berkembang pada saat pangan siap saji disimpan dan menunggu waktu beberapa jam pada suhu kamar sebelum dihidangkan pada esok harinya.dengan muatan bakteri yang tinggi ini,sejumlah toksin sudah di hasikan oleh bakteri dan terkandung dalam pangan siap saji sebelum dikonsumsi .selain bakteri diatas, bakteri lain seperti E.coli, Salmonella dan Vibrio cholerae terkadang juga di temukan dalam pangan, terutama pangan jajanan.jelas bahwa kepedulian masyarakat yang rendah akan lingkungan dapat menyebabkan pangan menjadi tidak aman untuk di konsumsi.

(3) Pencemaran bahan kimia

Penurunan tingkat keamanan pangan selain karena cemaran bakteri patogen,juga sering terjadi karena cemaran bahan kimia dalam lingkungan.cemaran bahan kimia yang berasal dari kegiatan manusia seperti kegiatan industri dapat tersebat malalui udara, atau melalui air dan tanah ke dalam ikan, tanaman atau hewan. Penyebab utama pencemaran pada pangan adalah udara, air atau tanah yang tercemar oleh bahan-bahan kimia. Emisi dari industri dan knalpot kendaraan adalah pencemaran udara yang umum terjadi. Timbal (pb) adalah cemaran kimia yang berasal dari dari udara kemudian menempel dan kemudian diserap kedalam tanaman pagan maupun sayuran dan buah-buahan. Timbal dari limbah industri yang dibuang ke perairan sering masuk ketubuh ikan,kemudian ikannya dikonsumsi. Merkuri (hg) yang berasal dari pertambangan emas tampa izin jug adapt masuk ke dalam bahan pangan.
Salah satu keracunan karena bahan kimia yang paling dikenal adalah keracunan karena merkuri yang terjadi di Minamata. Pada awal tahun 1950-an banyak orang di kota nelayan ini melemah ototnya secara terus-menerus,kemudian kehilangan kemampuan pandangannya, dan selanjutnya menderita paralisis dan koma. Sekitar 40% dari mereka yang menderita kemudian meninggal dan yang lainnyamengalami cacat permanen. Baru pada tahun 1968 dinyatakan secara resmi bawa merkuri adalah penyebab dari keracunan tersebut Partik-partik yang salah saat ini sedang berlangsung di penambangan emas tanpa ijin (PETI) yang masih menggunakan merkuri sebagai bahan pengekstrak emasnya.lebih parah lagi,pegolahan emas dari bongkahan-bongkahan batu yang di peroleh dari petambagan itu sering dilakukan di kampung-kampung yang berpenghuni cukup padat.limbah yang mengandung merkuri itu kemudian di buang ke selokan-selokan dan kemudian mengalir ke sungai-sungai atau ke parit-parit di wilayah pemukiman dan pertanian penduduk. Dikhawatirkan bahwa pencemaran yang terus menerus ini akan berdampak pada kesehatan penduduk di sekitarnya.
Contoh keracunan pangan karena bahan kimia lainnya adalah kasus keracunan yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1985. Sebanyak 1.373 orang mengalami keracunan karena makan semangka yang ditanam pada tanah yang diperlakukan dengan pestisida aldicarb. Ada bebarapa lagi cemaran bahan kimiayang menyebabkan panganmenjadi tidak aman untuk dikonsumsi, antara lain misalnya pencemaran oleh cadmium (Cd), PCBs (polychlorinated biphenyls), aflatoksin, pestisida organokhlor dan pestisida organofosfor.
UNEP/FAO/WHO Food Contamination Monitoring Programme (GEMS/Food) aktif sekali memantau pencemaran pangan oleh bahan kimia dan menjelaskan bahaya dari pencemaran pangan. Tujuan dari pemantauan ini antara lain untuk mengetahui seberapa jauh manusia dan lingkuangannya terpapar oleh cemaran berbahaya baik bahaya biologi maupun bahaya kimia. Dengan memperoleh informasi ini, kebijaka terhadap pengendalian pencemaran baik terhadap manusia maupun lingkungan dapat dilakukan dan dikembangkan terus secara dinamik. Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa pencemaran pangan dapat secara efektif dikurangi melalui pengendalian lingkungan. Dengan demikian, peningkatan kepedulian terhadap lingkungan sangat berperan dalam membantu meningkatkan keamanan pangan secara langsung.

(4) Upaya meningkatkan keamanan  pangan
Dari segi pengawasan, ada dua cara utama yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keamanan pangan, yaitu (1) Upaya pencegahan (Preventive Control), dan (2) Upaya penindakan secara hukum (Law Enforcement). Upaya untuk selalu meningkatkan kepedulian akan lingkungan sebagaimana  diuraikan di atas adalah salah satu upaya pencegahan agar masalah keamanan pangan dapat ditangani. Seharusnya upaya pencegahan ini menjadi prioritas awal dan utama dalam pengawasan keamanan pangan. Diharapkan dengan upaya ini budaya untuk menghasilkan bahan maupun produk pangan yang aman akan berkembang. Upaya melalui penindakan secra hokum tetap harus dilakukan jika terjadi pelanggaran-pelanggaran atas peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
B.  Tindakan represif
          Kebutuhan dasar fisiologi tersebut diatas untuk memperoleh kesehatan fisik, masih dapat di perkuat dengan ditopang oleh latihan fisik seperti olahraga, yoga, pijat refleksi, dan sebagainya. Realitas yang dihadapi masyarakat sering kali tidak sesuai dengan harapan. Indonesia dikenal sebagai negara tropika yang kaya raya, tetapi dengan ironi adanya angka kemiskinan masyarakat yang cukup bermakna. Dalam keadaan demikian, ketahanan fisiologi pangan akan sulit dapat dicapai, sehingga derajat kesehatannya pun akan menurun, dan resiko sakit kan membuhtuhkan kesimbangan kembali untuk mwndapatkan setatus kesehatan.Untuk itu diperlukan tindakan represif atau kuratif. Oleh karena itu diperlukan kompetensiatau keterampilan profesi kedokteran. Berbagai keadaan sakit akan memerlukan pendekatan berbagai cabang kedokteran, seperti kedokteran syaraf, kedokteran gigi, kedokteran kebidanan dan sebagainya. Oleh karena itu pelayanan kedokteran dilengkapi degan pelayanan rumah sakit sebagai pelayanan represif atau kuratif (pengobatan).
            Jadi kecukupan pangan yang tidak yang tidak tercapai itu perlu diatasi dengan berbagai cara :
(1)   dengan berbagai suplemen seperti vitamin A,B,C,D,E,dan sebagainya.juga dengan suplemen minyak ikan,omega 3,6,9,bawang putih dan lain-lainnya .
(2)   dengan minum jamu, yang berfungsi ganda. secara umum para penjual jamu dikenal sebagai penjual obat, seperti obat cabe lempuyang, brotowali, beras kencur dan sebagainya. padahal di sisilain fungsi apa yang disebut jamu itu juga berfungsi sebagai suplemen dalam gizi sehari-hari seperti kencur, jahe, kunir, dan sebagainya.jadi sebernanya penjual jamu itulebih tepat disebut sebagai penjual suplemen makan.  
(3)   Akhirnya kalau benar jatuh sakit akan di perlukan obat, untuk mana diperlukan profesi farmakologi (ilmu tetang obat-obatan). Jadi berbagai obat seperti streptomycin, penniciline, amoxyline (antibiotik), Imodium (antidiare), laxatine (menguras isi perut), dan sebagainya adalah preparat yang berfungsi sebagai obat.
Dalam perkembangan ilmu kesehatan dan ilmu kedokteran juga timbul Perkembangan yang cukup dinamik. Dalam ilmu kedokteran dimulai dengan  berkembangnya community medicine (pengobatan masyarakat), yang disusul adanya community health (kesehatan masyarakat). Belakangan dibeberapa perguruan tinggi ada                     gejala penyatuan    keduanya dalam salah satu lembaga pendidikan kesehatan: kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan dan kedokteran.






EKSISTENSI MANUSIA

Sejak awal penciptaannya Planet Bumi, bahkan seluruh alam semesta selalu mengalami evolusi, bahkan pada saat tertentu mengalami revolusi. Pemikiran tentang adanya evolusi kehidupan didasarkan pada temuan adanya kemiripan antarspesies makhluk hidup. Perbedaan yang sifatnya gradual sangat mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Alasannya, hanya keturunan yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang akan mampu bertahan. Walaupun demikian, generasi yang telah beradaptasi dengan segala perubahan fisiknya tetap membawa sifat-sifat pokok dari induknya.
            Walaupun diakui masih banyak hal yang sifatnya spekulatif, telah disusun suatu silsilah evolusi yang berawal dari sejenis bakteri yang bersel satu yang hidup sekitar 3,5 milyar tahun lalu. Dari jenis bakteri lahir generasi ganggang yang masih hidup di air. Ganggang hijau sekitar 1 - 2 milyar tahun lalu melahirkan generasi tumbuhan darat. Dari jalur ganggang hijau, sekitar 630 juta tahun lalu, juga lahir generasi hewan tak bertulang belakang.

            Pada jalur yang sama dengan kelahiran Echinodermata (a.l. bintang laut) muncul generasi ikan sekitar 500 juta tahun lalu. Jenis ikan osteolepiform yang siripnya mempunyai tulang pada sekitar 400 juta tahun kemudian melahirkan generasi hewan berkaki empat, amfibi dan reptil, termasuk dinosaurus. Kelak dari keluarga dinosaurus pada masa Jurassic  (208 - 144 juta tahun lalu) lahir generasi burung.
            Jenis reptil mirip mamalia (Synapsida) melahirkan generasi mamalia sekitar 200 juta tahun lalu. Salah satu generasi mamalia adalah primata yang arti asalnya adalah "peringkat pertama". Pada jalur primata, sekitar 34 juta tahun lalu evolusi keluarga kera berekor berpisah dari keluarga hominoid.


            Dalam keluarga hominoid terdapat gibon dan hominid yang mencakup orangutan, gorila, dan simpanse. Hominid berpisah dari gibon sekitar 17 juta tahun lalu. Dalam silsilah evolusi hominid ini makhluk serupa manusia (hominini) dikelompokan pada asal jalur yang sama dengan gorila dan simpanse. Kesamaan genetik antara manusia dengan gorila dan simpanse sangat besar, masing-masing 98,6 % dan 98,8 %, sehingga diduga berasal dari satu jalur evolusi yang mulai berpisah sekitar 5 juta tahun lalu
           Penempatan manusia pada silsilah evolusi seperti itulah yang memicu penolakan pada teori evolusi. Dengan menggunakan dalil naqli dari ayat-ayat Al-Quran, sebenarnya masalah ini mudah diselesaikan tanpa penolakan secara apriori teori yang mencoba menelusur evolusi kehidupan. Menurut saya, teori evolusi tidak bertentangan dengan akidah bila disertai keyakinan bahwa proses itu terjadi menurut sunatullah, bukan proses kebetulan yang meniadakan peran Allah sebagai Rabbul alamin (pencipta dan pemelihara alam).
          Dalam keyakinan Islam, manusia diciptakan secara khusus untuk menjadi khalifah di bumi (Q.S. 2:29). Proses penciptaan Adam yang berbeda dengan makhluk lainnya disebutkan di dalam Q.S. 3:59 (penciptaannya serupa Nabi Isa dengan 'kun fayakun' - 'jadilah, maka jadilah') dan Q.S. 32:7-8 (Adam dari tanah, keturunannya dari nuthfah). Kedua ayat itu menunjukkan bahwa Adam tidak diciptakan dari proses biologis perkawinan makhluk lainnya.
           Menurut kajian paleoantropologis, setidaknya ada sembilan jenis makhluk serupa manusia: Australopithecus aferensis, A. africanus, Paranthropus  aethiopicus, P. robustus, P. boisei, Homo  habilis kecil, H. habilis besar, H. erektus, dan H. sapiens. Homo habilis mahir menggunakan alat-alat batu. Homo erektus (manusia purba) sudah mengenal api untuk penghangat dan memasak. Manusia modern yang ada sekarang dikelompokkan sebagai Homo sapiens.
           Ada beberapa hipotesis yang berusaha menjelaskan evolusi mereka. Namun semuanya tidak ada kepastian dari jalur mana lahirnya Homo erektus. Yang telah disepakati hanyalah Homo sapiens berasal dari Homo erektus. Ada yang berpendapat Homo habilis cenderung tidak bisa digolongkan sebagai Homo ("manusia"), mungkin jenis paranthropus berotak besar. Kemampuan berbicara Homo habilis belum sempurna. Alat-alat batu yang dihasilkannya pun tidak menunjukkan eksperimen kreatif.
           Kalau demikian, yang sudah meyakinkan secara ilmiah sebagai manusia adalah sejak generasi Homo erektus. Ukuran otak yang besar memberikan indikasi kemampuan berpikir yang lebih kuat. Kemampuan berbicara dan berkomunikasi pun sudah cukup maju. Interaksi sosial mulai tumbuh dan makin kompleks. Kehadirannya berdampak pada berbagai spesies. Binatang buas yang mengancam manusia mungkin termasuk yang diburu demi keselamatan masyarakatnya. Punahnya kucing purba yang buas yang terjadi pada masa Homo erektus diduga berkaitan dengan ulah mereka, bukan karena faktor alam.
           Mungkinkah Homo erektus ini yang sudah tersebar dari Afrika, Jawa, sampai China adalah anak cucu Adam yang sulit ditelusur pada silsilah evolusi karena diciptakan Allah secara khusus? Wallahu 'alam, walaupun kita bisa menduganya ke arah itu.
           Yang jelas, anak cucu Adam pun berevolusi. Adanya berbagai ras manusia dengan warna kulit, bentuk dan warna rambut, serta postur tubuh yang berbeda-beda menunjukkan adanya evolusi manusia. Adaptasi terhadap lingkungan tempat tinggalnya yang berbeda-beda dalam jangka waktu sangat panjang menghasilkan generasi yang beraneka ragam.
           Teori pertama menyatakan manusia purba yang telah menyebar ke berbagai wilayah terus berevolusi menurunkan generasi manusia modern. Tetapi menurut teori monogenesis, dari penelusuran perbedaan genetik dan bukti arkeologi, diduga manusia purba (homo erektus) yang sudah tersebar sampai ke China, Jawa, dan Eropa punah. Semakin besar kesamaan genetiknya, diduga berasal dari alur evolusi yang sejalan.
           Manusia modern yang kini ada berasal dari sisa manusia purba di Afrika sekitar 100.000 tahun lalu. Manusia di Asia timur dan Pasifik mempunyai kesamaan genetik yang berarti berasal dari alur evolusi yang sama. Secara genetik, sedikit berbeda dengan "induknya" di Afrika dan generasi dari alur yang menuju Eropa.
Eksistensi manusia di Planet Bumi sudah bertahan selama ratusan ribu tahun, yaitu sejak Nabi Adam AS dan Siti Hawa diturunkan. Dari sepasang manusia tersebut kemudian terus bertambah, dengan distribusi yang makin meluas ke seluruh penjuru daratan di Bumi. Terjadi pengelompokan, akhirnya membentuk negara sesuai dengan kesamaan sudut pandangnya. Maka pada akhirnya umat manusia yang jumlahnya telah melampaui 6 milyar itu terbagi secara tidak merata dalam 200 negara. Menurut situs Wkipedia, Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Pandangan konvesional dari evolusi manusia menyatakan bahwa manusia berevolusi di lingkungan dataran sabana di Afrika. (lihat Evolusi manusia). Teknologi yang disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan manusia untuk mendiami semua benua dan beradaptasi dengan semua iklim. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, manusia telah dapat mendiami sementara benua Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa, meskipun pendiaman jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu yang hemat. Manusia, dengan populasi kurang lebih eman milyar jiwa, adalah salah satu dari mamalia terbanyak di dunia. Sebagian besar manusia (61%) berkediaman di daerah Asia. Mayoritas sisanya berada di Amerika (14%), Afrika (13%) dan Eropa (12%), dengan hanya 0.3% di Australia.
Gaya hidup asli manusia adalah pemburu dan pengumpul, yang diadaptasikan ke sabana, adegan yang disarankan dalam evolusi manusia. Gaya hidup manusia lainnya adalah nomadisme (berpindah tempat; terkadang dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap yang dimungkinkan oleh pertanian yang baik. Manusia mempunyai daya tahan yang baik untuk memindahkan habitat mereka dengan berbagai alasan, seperti pertanian, pengairan, urbanisasi dan pembangunan, serta kegiatan tambahan untuk hal-hal tersebut, seperti pengangkutan dan produksi barang.
Perkampungan manusia menetap bergantung pada kedekatannya dengan sumber air dan, bergantung pada gaya hidup, sumber daya alam lainnya seperti lahan subur untuk menanam hasil panen dan menggembalakan ternak atau, sesuai dengan musim tersedianya mangsa/makanan. Dengan datangnya infrastruktur perdagangan dan pengangkutan skala besar, kedekatan lokasi dengan sumber daya tersebut telah menjadi tak terlalu penting, dan di banyak tempat faktor ini tak lagi merupakan daya pendorong bertambah atau berkurangnya populasi.
Habitat manusia dalam sistem ekologi tertutup di lingkungan yang tidak akrab dengannya (Antartika, angkasa luar) sangatlah mahal dan umumnya mereka tak dapat tinggal lama, dan hanya untuk tujuan ilmiah, militer, atau ekspedisi industri. Kehidupan di angkasa sangatlah sporadis, dengan maksimal tiga belas manusia di ruang angkasa pada waktu tertentu. Ini adalah akibat langsung dari kerentanan manusia terhadap radiasi ionisasi. Sebelum penerbangan angkasa Yuri Gagarin tahun 1961, semua manusia 'terkurung' di Bumi. Di antara tahun 1969 dan 1974, telah ada dua manusia sekaligus yang menghabiskan waktu singkatnya di Bulan. Sampai tahun 2004, tak ada benda angkasa lain telah dikunjungi manusia. Sampai tahun 2004, telah ada banyak keberadaan manusia di ruang angkasa berkelanjutan sejak peluncuran kru perdana untuk meninggali Stasiun Luar Angkasa Internasional, pada 31 Oktober 2000.
Dalam kurun waktu 200 tahun dari 1800 sampai 2000, populasi dunia telah bertambah pesat dari satu hingga enam milyar. Diperkirakan mencapai puncaknya kira-kira sepuluh milyar selama abad ke-21. Sampai 2004, sebuah minoritas yang cukup besar — sekitar 2.5 dari jumlah 6.3 milyar jiwa — tinggal di sekeliling daerah perkotaan. Urbanisasi diperkirakan akan melonjak drastis selama abad ke-21. Polusi, kriminal dan kemiskinan hanyalah beberapa contoh dari masalah yang dihadapi oleh manusia yang tinggal di kota dan pemukiman pinggiran kota.

Tekanan populasi manusia terhadap lingkungan semakin menguat, padahal disisi lainnya kapasitas sumberdaya alam dan lingkungan dalam mendukung kehidupan manusia terus menyusut. Sebagaimana diungkapkan oleh Maslow (1970) manusia adalah makhluk hidup yang cukup unik dalam kehidupan dasar hidupnya. Kalau pada makhluk hidup di luar manusia kebutuhan dasar mereka lebih utama pada kebutuhan fisiologis untuk bertahan hidup, walaupun sebagai pelengkap kebutuhan mereka juga memiliki naluri fisik bagi keamanan eksintesinya. Demikian pula manusia juga membutuhkan keamanan fisik, ketentraman dan perlindungan fisik lainnya. Lebih dari itu menurut Maslow manusia juga membutuhkan rasa kebanggaan atau kehormatan diri dan kehormatan antarsesama. Kebutuhan yang terakhir ini termasuk dalam kebutuhan psikologis atau kebutuhan kejiwaan.
            Jadi kebutuhan manusia yang paling hakiki dapat dikelompokan sebagai kebutuhan fisiologis, fisik dan pisikologi, dan pemenuhan akan kebutuhannya ini merupakan kewajiban dan hak azasi setiap orang. Dengan demikian, pangan bagi penduduk harus tersedia setiap saat dimana saja mereka membutuhkannya. Kondisi fisiologis adalah terpenuhinya pangan bagi masyarakat yang dikenal dengan istilah ketahanan pangan (food security), disamping kebutuhan fisiologis akan air dan udara, khususnya oksigen (O2). Dalam undang-undang RI  No. 7  Tahun 1996 tentang Pangan didefinisikan Ketahanan Pangan (food resistance). Ketahanan pangan itu merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan fisiologi bagi rumah tangga yang tercemin dari tersedianya pangan, air dan udara yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau (Soerjani, dkk, 2006).

.

BEBERAPA ISTILAH DALAM ILMU LINGKUNGAN

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelang-sungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain;
Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup
Pembangunan Berkelanjutan yang Berwa-wasan Lingkungan Hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
Ekosistem adalah tatanan unsure lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuk menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup adalah rangkaian untuk memelihara kelang-sungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendu-kung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Pelestarian Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.
Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
Pelestarian Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya.
Sumber Daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati, dan sumber daya buatan.
Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsure lingkungan hidup,
Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan ling-kungan hidup tidak bisa berfungsi lkagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan,
Dampak Lingkungan Hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Sumber: UU.No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

PENDIDIKAN LINGKUNGAN & PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Pendidikan berwawasan lingkungan menjadi penting karena dunia sekarang mengelami ketidakseimbangan (disequilibrium), oleh sebab itu pembangunan sekarang harus mengalami penyesuaian. Paradigma terhadap pembangunan harus diubah, dan untuk itu harus dimulai melalui pendidikan. Dengan masuknya ilmu lingkungan ke dalam kurikulum pendidikan seluruh jenjang  sekolah, diharapkan akan meningkatkan kepekaan atau daya tanggap anak didik terhadap persoalan lingkungan yang muncul. Sampai suatu saat, ketika peserta didik mengambil alih posisi penanggung jawab pembangunan, diharapkan tidak terjadi salah kaprah dalam pengelolaan lingkungan (Afia, 1995).
Sejak kira-kira tiga dasawarsa terakhir, para pakar dari berbagai bidang ilmu telah sampai pada kesimpulan yang sama, yaitu bahwa lingkungan kehidupan di planet Bumi ini telah mengalami berbagai gangguan dengan dampak yang mengkhawatirkan karena mengancam keberlanjutan kesejahteraan hidup, bahkan kesintasan (survival) manusia. Kecenderungan global menunjukkan bahwa penurunan dalam kualitas kondisi lingkungan serta kualitas dan kuantitas ketersediaan sumberdaya alam terus berlangsung. Penyebab utama semua gangguan lingkungan itu ternyata berpangkal pada manusia sendiri, sebagai akibat dari laju peningkatan populasinya yang sangat tinggi. Berbagai kegiatan manusia, yang pada dasarnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, secara langsung ataupun tidak, telah memberikan dampak besar pada lingkungan yang seringkali berskala global.
Berbagai upaya terus dilakukan untuk menanggulangi permasalahan lingkungan dan untuk memahami kepentingan lingkungan jangka panjang. Salah satu upaya penting adalah diadakannya pendidikan lingkungan yang dapat diberikan secara formal ataupun informal. Pendidikan lingkungan diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya lingkungan, memberikan pengetahuan mengenai asas-asas ekologi yang mendasari hubungan manusia dengan lingkungannya, serta pengertian bahwa segala sesuatu akan berkaitan dan saling mempengaruhi. Pendidikan itu diharapkan pula dapat menimbulkan sikap yang lebih peduli terhadap lingkungan dan memberikan ketrampilan awal untuk menangani permasalahan lingkungan, paling tidak pada skala domestik. Akhirnya, yang sangat diharapkan adalah bahwa pendidikan lingkungan akan dapat merangsang keinginan orang untuk berpartisipasi dalam turut memelihara lingkungannya. Di negara-negara maju, pendidikan lingkungan telah diberikan sejak dini, bahkan mulai usia pra-sekolah, secara informal di rumah.
Tradisi dan budaya lokal tertentu di berbagai tempat di Indonesia sudah sejak dahulu membawa misi pendidikan lingkungan dengan menanamkan disiplin, kesadaran dan sikap yang secara ekologis tepat dalam memelihara keberlanjutan kondisi dan ketersediaan sumberdaya lingkungan. Misalnya, masyarakat di berbagai tempat di kepulauan Maluku dan Papua, sejak dahulu hidup dalam budaya sasi dengan mematuhi segala tata aturan yang telah ditentukan para pemuka (adat, agama) dalam hal kapan dan bagaimana memanfaatkan berbagai jenis sumberdaya hayati. Menangkap ikan, berburu hewan, mengumpulkan hasil hutan, menebang pohon sagu dsb., hanya boleh dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang berbeda bagi setiap jenis sumberdaya. Di luar waktu-waktu tersebut, aktivitas pemanfaatan berbagai jenis sumberdaya itu dihentikan. Pelanggaran sasi, setidaknya dulu, jarang sekali terjadi. Apabila terjadi, maka si pelanggar akan dikenakan sanksi tertentu.
Pengetahuan lingkungan (environmental science) merupakan ilmu yang relatif muda. Kelahirannya sangat dipacu oleh kekhawatiran akan terjadinya krisis lingkungan dan urgensi diperlukannya landasan pengetahuan yang memadai untuk melengkapi keperluan pendidikan lingkungan. Pendekatan dalam pengetahuan lingkungan bersifat multidisipliner dan interdisipliner, karena ilmu ini mengintegrasikan beberapa cabang ilmu mengenai perikehidupan manusia serta kaitannya dengan berbagai aspek lingkungan masyarakat (mis. sosiologi, ekonomi, seni-budaya, politik, antropologi, pertanian-perikanan-kehutanan, rekayasa, planologi, ilmu manajemen, matematika, geologi, biologi, kimia dan fisika). Asas-asas utama yang digunakan sebagai landasan aspek keterkaitan, hubungan pengaruh-mempengaruhi dan kesaling-bergantungan antara manusia dengan lingkungan sosial, alami, ekonomi atau pun budayanya, adalah asas-asas ekologi.

Tiga tujuan utama dari Pengetahuan Lingkungan adalah untuk: (1) memberikan pemahaman mengenai konsep-konsep dasar tentang manusia dan lingkungannya, (2) memberikan dasar-dasar kemampuan untuk melakukan analisis mengenai permasalahan lingkungan aktual baik yang terjadi di tingkat lokal, regional ataupun global; dan (3) memberikan contoh-contoh solusi alternatif tentang bagaimana mengatasi permasalahan lingkungan melalui pendekatan ekologis dan penerapan teknologis.

ILMU LINGKUNGAN

 Ilmu lingkungan (environmental science atau envirology) adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup. Menurut Soerjani, dkk (2006), ilmu lingkungan adalah penggabungan ekologi (manusia) yang dilandasi dengan kosmologi (tatanan alam) yang mempunyai paradigma sebagai ilmu pengetahuan murni. Hakikat ilmu pengetahuan pada dasarnya berkembang untuk mendasari, mewarnai serta sebagai pedoman kearifan sikap dan perilaku manusia.  Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang sistematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di dalamnya. Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh. Timbulnya kesadaran lingkungan sudah dimulai sejak lama, contohnya Plato pada 4 abad Sebelum Masehi telah mengamati kerusakan alam akibat perilaku manusia. Pada zaman modern, terbitnya buku Silent Spring tahun 1962 mulai menggugah kesadaran umat manusia.
Di Indonesia tulisan tentang masalah lingkungan hidup mulai muncul pada 1960-an. Sejak itu Indonesia terus aktif mengikuti pertemuan puncak yang membicarakan tentang lingkungan hidup secara global, yaitu Konferensi Stockholm pada 1972; Earth Summit di Rio de Janiero tahun 1992; dan World Summit on Sustainable Development (WSSD) di Johannesburg, tahun 2002. Ilmu lingkungan meliputi hubungan interaksi yang sangat kompleks sehingga untuk memudahkan mempelajarinya dilakukan berbagai pendekatan, antara lain: homeostasis, energi, kapasitas, simbiosis, sistem, dan model.
Kegiatan mengenai lingkungan lain yang cukup besar ialah  Konferensi Perubahan Iklim PBB 2007 diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Indonesia mulai tanggal 3 Desember-14 Desember 2007 untuk membahas dampak pemanasan global. Pertemuan ini merupakan pertemuan lanjutan untuk mendiskusikan persiapan negara-negara di dunia untuk mengurangi efek gas rumah kaca setelah Protokol Kyoto kadaluarsa pada tahun 2012.

Konferensi yang diadakan oleh badan PBB United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC) ini merupakan kali ke-13 dan diikuti oleh sekitar sembilan ribu peserta dari 186 negara. Selain itu ada sekitar tiga ratus LSM internasional yang terlibat. Konferensi internasional ini diliput oleh lebih dari tiga ratus media internasional dengan jumlah wartawan lebih dari seribu orang.
Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi, ilmu lainnya: biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu tanah, geografi, demografi, ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan penjabaran atau terapan dari ekologi.
Definisi lain mengenai ekologi,  adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Sangat diperhatikan dengan hubungan energi dan menemukannya kembali kepada matahari kita yang merupakan sumber energi yang digunakan dalam fotosintesis. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan geografi yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

Dalam situs wikipedia dijelaskan, ekologi berkaitan dengan  politik, Ekologi menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik – termasuk gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal sekarang. Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas, disebut gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan manusia dan keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih baik. Orang yang memiliki kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik. Beberapa telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar-benar ekolog politik dalam kebanyakan partai politik. Sangat sering mereka memakai argumen dari ekologi buat melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan energi. Seringkali argumen-argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti banyak yang dilakukan akademisi juga.

Ekologi  juga berkaitan dengan ekonomi. Banyak ekolog menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:

  • Lynn Margulis mengatakan bahwa studi ekonomi bagaimana manusia membuat kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap binatang lainnya membuat kehidupan.
  • Mike Nickerson mengatakan bahwa "ekonomi tiga perlima ekologi" sejak ekosistem menciptakan sumber dan membuang sampah, yang mana ekonomi menganggap dilakukan "untuk bebas".
Ekonomi ekologi dan teori perkembangan manusia mencoba memisahkan pertanyaan ekonomi dengan lainnya, namun susah. Banyak orang berpikir ekonomi baru saja menjadi bagian ekologi, dan ekonomi mengabaikannya salah. "Modal alam" ialah 1 contoh 1 teori yang menggabungkan 2 hal itu.
 
 
 




Ekologi dalam kacamata antropologi. Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan banyak metode buat mempelajari satu hal yang yang kita tak bisa tinggal tanpa itu. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita are dipengaruhi lingkungan kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran kita.  Beberapa orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma mekanistik bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek ekologi — masalah subyek-obyek. Namun dalam psikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi misalnya jelas jika kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama. Dengan baik ditetapkan Antoine de Saint-Exupery: "Bumi mengajarkan kita lebih banyak tentang diri kita daripada seluruh buku. Karena itu menolak kita. Manusia menemukan dirinya sendiri saat ia membandingkan dirinya terhadap hambatan."

Hanya dalam kondisi lingkungan (ekologi) yang optimal bisnis (ekonomi) dapat berkembang dengan baik, dan hanya dengan bisnis yang baik lingkungan akan berkembang ke arah yang optimal. Jadi di antara eklogi dengan ekonomi atau lingkungan dengan bisnis terjadi tarik-menarik kepentingan, atau bisa juga dukung-mendukung kepentingan.