Dasar-dasar teori kuantum klasik
Kata Kunci: Spektrum atom ,
model Bohr , Spektra atom hidrogen,
Hukum Mosele
a. Spektrum atom
—
Apabila logam atau senyawanya dipanaskan di pembakar, warna khas logam
akan muncul. Ini yang dikenal dengan reaksi nyala. Bila warna ini dipisahkan
dengan prisma, beberapa garis spektra akan muncul, dan panjang gelombang setiap
garis khas untuk logam yang digunakan. Misalnya, garis kuning natrium berkaitan
dengan dua garis kuning dalam spektrumnya dalam daerah sinar tampak, dan
panjang gelombang kedua garis ini adalah 5,890 x 10-7 m dan 5,896 x 10-7 m.
—
Bila gas ada dalam tabung vakum, dan diberi
beda potensial tinggi, gas akan terlucuti dan memancarkan cahaya. Pemisahan
cahaya yang dihasilkan dengan prisma akan menghasilkan garisspektra garis
diskontinyu. Karena panjang gelombang cahaya khas bagi atom, spektrum ini
disebut dengan spektrum atom
b. model Bohr
—
— Fisikawan
Denmark
Niels Hendrik David Bohr (1885-1962) berusaha mengkombinasikan hipotesis
kunatum Planck dengan fisika klasik untuk menjelaskan spektra atom yang
diskontinyu. Bohr membuat beberapa asumsi seperti diberikan di bawah ini dan di
Gambar 2.3.
— Teori
Bohr
— Tidak
ada energi yang dipancarkan bila elektron berada Elektron dalam atom diizinkan
pada keadaan stasioner tertentu. Setiap keadaan stasioner berkaitan dengan
energi tertentu.
— dalam
keadaan stasioner ini. Bila elektron berpindah dari keadaan stasioner berenergi
tinggi ke keadaan stasioner berenergi lebih rendah, akan terjadi pemancaran
energi. Jumlah energinya, h ν, sama
dengan perbedaan energi antara kedua keadaan stasioner tersebut.
— Dalam
keadaan stasioner manapun, elektron bergerak dalam orbit sirkular sekitar inti.
— Elektron
diizinkan bergerak dengan suatu momentum sudut yang merupakan kelipatan
bilangan bulat h/2π, yakni mvr = n(h/2π), n = 1, 2, 3,. … (2.3)
— Energi
elektron yang dimiliki atom hidrogen dapat dihitung dengan menggunakan
hipotesis ini. Di mekanika klasik, gaya
elektrostatik yang bekerja pada elektron dan gaya sentrifugal yang di asilkan akan saling
menyetimbangkan.
c. Spektra atom hidrogen
Menurut teori Bohr, energi radiasi elektromagnetik
yang dipancarkan atom berkaitan dengan perbedaan energi dua keadaan stationer i
dan j. Jadi,
ΔE = hν = │Ej – Ej│= (2π2me4/ε02h2 )ï¼»(1/ni2 )
-(1/nj2 )ï¼½ nj > ni (2.9)
Bilangan gelombang radiasi elektromagnetik
diberikan oleh:
ν = me4/8ε02n2h3)ï¼»(1/ni2 ) -(1/nj2 )ï¼½ (2.10)
Suku tetapan yang dihitung untuk kasus nj = 2 dan
ni = 1 didapatkan identik dengan nilai yang didapatkan sebelumnya oelh Rydberg
untuk atom hidrogen (lihat persamaan 2.1). Nilai yang secara teoritik
didapatkan oleh Bohr (1,0973 x 10-7 m -1) disebut dengan konstanta Rydberg R∞.
Deretan nilai frekuensi uang dihitung dengan memasukkan nj = 1, 2, 3, …
berkaitan dengan frekuensi radiasi elektromagnetik yang dipancarkan elektron
yang kembali dari keadaan tereksitasi ke tiga keadaan stasioner, n = 1, n =2
dan n = 3. Nilai-nilai didapatkan dengan perhitungan adalah nilai yang telah
didapatkan dari spektra atom hidrogen. Ketiga deret tersebut berturut-turut
dinamakan deret Lyman, Balmer dan Paschen. Ini mengindikasikan bahwa teori Bohr
dapat secara tepat memprediksi spektra atom hidrogen.
d. Hukum Moseley
— Fisikawan
Inggris Henry Gwyn Jeffreys Moseley (1887-1915) mendapatkan, dengan menembakkan
elektron berkecepatan tinggi pada anoda logam, bahwa frekuensi sinar-X yang
dipancarkan khas bahan anodanya. Spektranya disebut dengan sinar-X
karakteristik. Ia menginterpretasikan hasilnya dengan menggunakan teori Bohr,
dan mendapatkan bahwa panjang gelombang λ sinar- X berkaitan dengan muatan
listrik Z inti. Menurut Moseley, terdapat hubungan antara dua nilai ini (hukum
Moseley; 1912).
— 1/λ =
c(Z – s)2 … (2.11)
— c dan s
adalah tetapan yang berlaku untuk semua unsur, dan Z adalah bilangan bulat.
— Bila
unsur-unsur disusun dalam urutan sesuai dengan posisinya dalam tebel periodik
(lihat bab 5), nilai Z setiap unsur berdekatan akan meningkat satu dari satu
unsur ke unsur berikutnya. Moseley dengan benar menginterpretasikan nilai Z
berkaitan dengan muatan yang dimiliki inti. Z tidak lain adalah nomor atom
e. Keterbatasan teori Bohr
— Keberhasilan
teori Bohr begitu menakjubkan. Teori Bohr dengan sangat baik menggambarkan
struktur atom hidrogen, dengan elektron berotasi mengelilingi inti dalam orbit
melingkar. Kemudian menjadi jelas bahwa ada keterbatasan dalam teori ini.
— Seetelah berbagai penyempurnaan, teori Bohr
mampu menerangkankan spektrum atom mirip hidrogen dengan satu elektron seperti
ion helium He+. Namun, spektra atom atom poli-elektronik tidak dapat
dijelaskan. Selain itu, tidak ada penjelasan persuasif tentang ikatan kimia
dapat diperoleh. Dengan kata lain, teori Bohr adalah satu langkah ke arah teori
struktur atom yang dapat berlaku bagi semua atom dan ikatan kimia. Pentingnya
teori Bohr tidak dapat diremehkan karena teori ini dengan jelas menunjukkan
pentingnya teori kunatum untuk memahami struktur atom, dan secara lebih umum
struktur materi.
sumber : http://www. chem-is-try.org